Wednesday, October 26, 2016

‘asik’




Hamba seorang sudra
Hidup dengan menjalin udara
Ditengah arahan Sutradara
Dan para pelakon sandiwara
Hamba bermaksud menyelisik dan sedikit menggelitik
Karena terusik akan hidup yang katanya ‘asik’
Banyak hal pelik, hingga mata mendelik
Semoga ini pekik membuat kita menjadi klik



1.       Ada pelakon pandai berlakon
Tergoda ia pada melik
Segala hal dibuat ‘asik’
Padahal, banyak yang menjerit
Eh, siapa itu yang menjerit?
Pasti dia tidak ‘asik’
Hidup selalu di burit
Tiap hari hanya tahu mengerit



2.   Ada pelakon sedang berlakon
Sebentar-bentar merasa terusik
Merasa diri paling ‘asik’
Padahal hidup karena sensasi
Di sana mencicit, di sini mencicit
Menyebar kicau
Menciptakan pering
Tapi siapa ambil peduli?
Nyata benar! Sebagian memberi aksi
Karena merasa budak teknologi
Maka harus selalu mengunjuk gigi
Tapi yang lain?
Diam tak beraksi
Menelan cicit di dalam sepi
Toh, tidak berbeli
Hanya bermodal layar televisi




3.       Ada pelakon tak sadar berlakon
Merasa ‘asik’ dengan Sutradara
Mengambil alih arahan
Menjadikan naskah sebagai gurauan
Membuat jiwa menangis karena menggalau
Tapi, mengapa mereka menggalau?
Karena haluan selalu mengigau
Makin banyak insan meracau
Lalu ini salah siapa?
Salah Sutradara?
Salah pelakon sandiwara?
Atau salah tiap jiwa dalam menghadapi masa?
Membuat tiap zaman semakin pelik?




Semoga pemirsa sudah merasa klik
Mengatur pikir menjadi ‘asik’
Kembali pada naskah
Kembali pada arahan Sutradara
Berdiri sesisi mencapai isi
Merangkai masa menjadi penuh asih



No comments:

Post a Comment