Thursday, December 5, 2019

NOBODY


Beberapa minggu ini saya terpengaruh oleh lagu dari Mitski yang berjudul ‘Nobody”. Lagunya cukup eksentrik dengan lirik pada refrain lagu hanya nobody.  Entah karena hidup saya yang lagi kacau balau dan hancur parah, tapi mendengar kata nobody berulang kali, membuat saya merasa memang saya tidak memiliki siapapun lagi.

Pernah engga kalian berpikir kenapa kalian ada di dunia ini? Untuk apa atau karena apa?. Bertanya hal yang sama selama bertahun-tahun, dan tetap juga tidak menemukan jawabannya? Saya memiliki agama, tapi jujur saja saya tidak terlalu tertarik dengan agama. Jadi, saat saya berdiskusi tentang arti hidup dengan teman saya yang beragama, mereka selalu mengaitkannya dengan Tuhan dan kasihnya. Klise-tapi selalu sama jawabannya.

Atau ketika saya bertanya dengan teman saya yang tak memiliki agama, jawabannya selalu dikaitkan dengan memiliki arti bagi sesama. Ini lebih berat lagi buat saya. Memiliki arti bagi orang lain yang belum tentu saya memiliki nilai bagi orang tersebut.  Apa standarnya coba???? Lalu kembali lagi kepada lagu dari Mitski, sepanjang lagu dia berusaha mencari tahu fungsinya dalam sosial dan bagi dirinya sendiri, dan jawaban yang ia temukan adalah ‘nobody, but you’.

Egois memang jika saya hanya menempatkan diri saya diatas segalanya. Tapi kenyataannya, hanya diri sendiri yang paling mengerti dan mampu menolong. Dulu saya percaya akan konsep keluarga akan selalu ada di sebelahmu. Atau sahabat akan selalu menolongmu. Pada praktiknya, saya menjalani segalanya sendiri. Tidak merasa sakit hati saat saya hanya menemukan diri saya sendirian di tengah badai. Kebiasaan menjadikan saya melihatnya sebagai hal lumrah. Dan tanpa sadar, saya menikmatinya sekarang.

Tapi belakangan ini pikiran sedang kalut, sekalutnya. Usia bertambah seiring bertambahnya pikiran. Pantas saja ibu saya cepat mati, dia seorang pemikir, bahkan saat tidak ada masalah, dia berpikir lebih banyak dari orang pada umumnya. Bayangkan saat masalah datang, dia akan menyambutnya dan berdiskusi dengan asik lebih lama dari biasanya. Mungkin ini salah satu warisan darinya yang saya tidak dapat tolak. Dan semakin menjadi beberapa tahun belakangan ini. Kadang saya lelah berpikir tentang arti bahagia, kematian, dan hidup itu sendiri. Tapi saat saya tidak memikirkannya, ada yang hilang dari saya. Seakan kehilangan jiwa dan hasrat. Lucu? Tapi saya menyintai rumitnya pikiran ini. Semakin rumit, semakin saya terangsang untuk hidup.

Untuk kalian yang sedang membaca ini dan sedang merasa hal yang sama, yakinlah kalau kalian memang sendirian. Tapi bukan berarti kalian harus hancur dalam kesendirian kalian. Kalian masih bisa mengajak pikiran kalian tenggalam ke alam bawah sadarnya dan sejenak berlari dari kenyataan kepada khayalan. Berkhayal dan bermimpi segala sesuatu berjalan dengan cara dan konsep yang kalian inginkan. Lupakan jika ada aturan dan belenggu kenyataan yang memaksa kalian buat menahan rasa sakit dan tetap tersenyum. Sejenak, tapi ampuh buat bertahan selama nyawa masih ada di dalam tubuh. Kecuali kalian ingin menjajaki jalan pintas?

No comments:

Post a Comment